Sekilas Info tentang Sarana dan Prasarana Ibadah di Negara Sakura
Buat kalian traveller sejati pasti Negara Sakura menjadi salah satu list idaman kalian karena keindahan negaranya, kebersihan dan kemajuan teknologinya, namun sebagai negara yang mayoritas penduduknya menyembah matahari pasti ada sedikit rasa khawatir tentang sarana dan prasarana ibadah khususnya bagi traveller muslim pasti akan mempertimbangkannya terlebih dahulu.
Tapi tunggu dulu siapa bilang dijepang tidak ada sarana ibadah untuk kaum muslim dan makanan halal, ada kok tenang. Namun tak sebanyak di Indonesia masjid disana bahkan bisa dihitung dengan jari dan ukuran masjidnya pun tak sebesar di Indonesia mungkin apabila dibandingkan dengan Indonesia hanya seukuran dengan mushala. Namun tetap saja hal ini menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk wisatawan muslim sekaligus menjadi hal yang langka.
Salah satu masjid dijepang yang terkenal adalah Camii Mosque atau orang Indonesia biasa menyebutnya dengan Masjid Kobe yang terletak di Shibuya, Tokyo. Masjid ini memiliki arah desain Turki dimana tampak luar berwarna putih tulang dan bagian dalamnya sebagian besar terbuat dari bahan marmer yang langsung didatangkan dari Turki. Masjid ini selain digunakan untuk sarana ibadah terkadang digunakan pula sebagi tempat berkumpulnya warga warga Indonesai yang bekerja ataupun sekolah disana terkadang juga ada sedikit kajian yang disampaikan oleh komunitas komunitas muslim tertentu. So bagi kalian traveller muslim masalah ibadah clear dong.
Oke lanjut disektor makanan memang sangat sangat sulit untuk menemukan makanan halal dinegara sakura itu walaupun memang ada beberapa restoran yang menyediakan menu halal namun harga yang ditawarkanpun cukup merogoh kocek untuk makanan Indonesia, tapi untuk sektor makanan jepang ada juga yang halal namun kita harus cermat dalam membaca dan mengetahui komposisi yang digunakan, alangkah lebih baiknya kita bertanya kepada pelayan “apakah makanan ini mengandung babi?” namun ada beberapa restoran yang menuliskan label halal didepan restorannya . Dan alternatif lain adalah mencari minimarket dan membeli mie instan yang diimpor dari Indonesia.
Sedikit cerita dari orang Indonesia yang sudah cukup lama tinggal disana, dia bekerja disalah satu pabrik dan saat waktu shalat tiba dia dan kawannya menuju ruang kosong dibawah tangga untuk menunaikan shalat hal ini memang menjadi sorotan namun dikarenakan kondisi kepercayaan dan ruang lingkup pabrik yang belum memungkinan ya apa boleh buat, namun satu hal yang patut diapresiasi adalah orang jepang mampu mentoleransinya bahkan mempersilahkan mereka untuk menunaikan shalat terlebih dahulu.
Dan satu lagi cerita apabila kalian traveller hendak membeli street food atau cemilan sebaiknya harus super hati-hati karena para penjual jajanan itu tidak menulis apakah makanan itu halal atau tidak mengandung babi atau tidak karena, sebagian besar street food disana mengandung minyak babi walaupun bahan utama dari jajanan itu adalah gurita atau yang lainnya tetap saja ada kandungan minyak babi. Jadi kita memang harus pandai dalam membeli dan satu lagi tulisan dijepang murni menggunakan huruf hiragana katakana dan juga kanji tidak ada tulisan berbentuk alfabet maka dari itu lebih baiknya kita berlibur dengan orang yang sudah berpengalaman ataupun didampingi dengan tour guide agar kita bisa lebih nyaman dan juga aman. Satu hal yang dapat diambil dari hiruk pikuknya Jepang adalah toleransi kepada umat beda agama yang sangat besar dan tentang bagaimana cara untuk disiplin dalam segala hal.